Friday, May 27, 2016

Investasi Syariah Untuk Dana Pendidikan

Gambar diambil dari proteksikita.com
Sejak awal berumah tangga, salah satu impian saya adalah menjamin kebutuhan dana pendidikan anak untuk masa depannya. Dana pendidikan adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam menentukan sekolah maupun universitas yang akan dituju nantinya. Agama islam sendiri begitu menekankan pentingnya pendidikan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Hakim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ما نحل والد ولده أفضل من أدب حسن
“Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).

Selain itu, pendidikan yang diberikan kepada anak kita juga bisa menjadi amal jariyah bagi orang tua. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631).

Memberikan pendidikan yang baik untuk anak merupakan kewajiban kita sebagai orang tua. Nilai-nilai yang dibawa sekolah dimana tempat anak kita menimba ilmu, pergaulan yang ada di dalam lingkungan sekolah, dan ilmu yang bagaimana yang akan dipelajari anak, akan mempengaruhi kecerdasan baik Emotional Quotient (EQ) maupun Intelligence Quotient (IQ). Islam sendiri menekankan pentingnya pendidikan, bahkan atas hal ini kita akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT. Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,

أدب ابنك فإنك مسؤول عنه ما ذا أدبته وما ذا علمته وهو مسؤول عن برك وطواعيته لك
“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”(Tuhfah al Maudud hal. 123).

Tumbuh dan berkembang di daerah yang jauh dari ibukota, jelas orang tua tidak mengenal apa itu investasi. Untuk ukuran orang awam, menabung saja merupakan suatu hal yang sangat istimewa. Hal itu berarti dia mampu menyisihkan sebagian gajinya ,selain untuk kebutuhan hidupnya, juga untuk persiapan masa depan. 

Seperti banyak anak-anak indonesia lainnya, sekolah yang ada di daerah kebanyakan adalah sekolah negeri. Sekolah negeri pada masa itu (tahun 1990an) belum banyak disubsidi oleh pemerintah seperti sekarang. SPP bulanan merupakan salah satu kewajiban yang harus dibayarkan orang tua murid agar anaknya bisa terus bersekolah. Saya sendiri bersekolah di sekolah negeri dari jenjang tingkat pendidikan dasar sampai universitas. Saya baru mengenal sekolah swasta yang bagus sejak kuliah di salah satu universitas di surabaya. Hal ini juga karena berkenalan dengan mahasiswa-mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan yang beragam. Ternyata sekolah bukan hanya di sekolah negeri. Apalagi sejak saya mulai tinggal dan bekerja di ibukota negara Indonesia, Jakarta. Sekolah swasta sangat banyak dan beragam, mulai dari sekolah dengan basis kurikulum keagamaan, nasional, dan internasional, semuanya menawarkan cakrawala yang berbeda.

Dengan terbukanya pemahaman akan pentingnya pendidikan bagi masa depan, maka sangat penting untuk menentukan sejak awal, bagaimanakah kita sebagai orang tua mencetak pribadi-pribadi unggul melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas sendiri tidak harus diukur dengan biaya yang mahal. Namun menyiapkan bekal dana yang cukup untuk kebutuhan dana pendidikan adalah salah satu pilar penting dalam perekonomian keluarga. Dana pendidikan sendiri merupakan salah satu pos pengeluaran dalam keluarga yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Di masa sekarang, biaya pendidikan semakin lama semakin naik mengikuti laju inflasi. Apabila diasumsikan kenaikan inflasi sebesar 17% per tahun, biaya pendidikan untuk jenjang universitas yang saat ini berkisar antara 50-90 juta per tahun, bisa meningkat menjadi 720 jutaan (belum termasuk buku dan lainnya). Dengan demikian, saya harus mengumpulkan uang sebesar 1,2 miliar untuk membayar biaya sekolah sejak dari sekolah dasar sampai universitas.  Saya sampai menghitung kebutuhan biaya yang dibutuhkan ketika anak-anak mulai bersekolah (dengan catatan sekolah yang dipilih adalah sekolah yang ada di dalam negeri). Perkiraan ini bisa kita hitung dengan menggunakan rumus future value. Bisa dibayangkan sendiri, kalau kita hanya menabung di bank konvensional, berapa jumlah uang yang harus kita sisihkan untuk mencapai nilai 1,2 miliar tersebut. Sedangkan nilai tersebut hanya untuk jenjang pendidikan universitas, belum termasuk jenjang pendidikan sekolah dasar sampai menengah. Padahal perhitungan tersebut hanya untuk satu anak, bagaimana jika kita memiliki anak dua anak atau tiga anak bahkan mungkin lebih. Semakin tinggi tujuan pendidikan yang akan diraih, maka semakin besar pula kebutuhan biaya yang harus disiapkan.

Contoh Perhitungan Dana Pendidikan

Sejak saat itu, saya sering membaca artikel-artikel tentang menyiapkan dana pendidikan anak dari beberapa pakar keuangan, maupun beberapa website yang menyajikan informasi terkait dana pendidikan anak. Beberapa website bahkan menyediakan survei sederhana untuk mengetahui tipe investor yang bagaimanakah kita, apakah konservatif, moderat atau agresif. Penggolongan ini berdasarkan kepada tingkat keberanian maupun kehati-hatian dalam menempatkan dana. Selain itu, banyak tips seputar keuangan terkait dana pendidikan banyak juga saya dapatkan di website keuangan. Hal ini memperkaya pengetahuan tentang cara mengatur keuangan. Saya juga membaca literatur tentang bagaimana memulai investasi dan mulai memahami jenis-jenis instrumen yang biasa digunakan dalam berinvestasi mulai dari saham, reksadana, obligasi, dan lain lain.

Akhirnya saya memutuskan untuk menempatkan dana pada reksadana. Karena dengan bantuan manajer investasi, saya bisa menempatkan dana untuk tujuan keuangan yaitu dana pendidikan. Selain itu, manajer investasi tentunya memiliki pengalaman dan kemampuan tentang bagaimana mengatur dana kelolaannya. Saya mulai mencari beberapa perusahaan manager investasi. Ternyata ada banyak forum-forum yang membahas hal ini. Dari forum tersebut, kita bisa mengetahui bagaimana memilih perusahaan manajer investasi yang aman, saling berbagi informasi tentang produk pasar modal, dan lainnya.

Namun ada sedikit permasalahan yang kita hadapi sebagai seorang muslim. Beberapa jenis instrumen investasi konvensional tersebut kadang masih mencampur adukkan antara yang halal dan haram. Misalkan kita membeli saham dimana perusahaan tersebut adalah perusahaan minuman keras, tentunya hal ini tidak diperbolehkan karena secara tidak langsung kita ikut mendukung keberadaan perusahaan tersebut dan menyuburkan keberadaan minuman keras di masyarakat. Salah satu solusi untuk mendapatkan imbal hasil yang sesuai dan halal adalah berinvestasi pada instrumen investasi syariah. Saat ini sudah banyak instrumen investasi syariah seperti sukuk ritel, saham syariah, reksadana syariah, dan lain-lain. Dengan adanya instrumen investasi syariah akan lebih memberi ketentraman hati dan tidak melanggar prinsip ekonomi islam. Dan tentunya tujuan keuangan kita tetap tercapai dengan tetap mengindahkan nilai-nilai yang sesuai syariah. Saat ini sudah banyak perusahaan manajer investasi maupun perusahaan efek yang menawarkan reksadana mulai dari Rp 100.000,- saja. Begitu mudah dan murah untuk memulai investasi. Dengan investasi syariah, insya Allah tujuan keuangan kita tercapai dengan jalan yang halal dan berkah. Sekian, wassalam.


 

Mika's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design