Gambar diambil dari proteksikita.com |
ما نحل والد ولده أفضل من أدب حسن
“Tiada suatu pemberian yang lebih utama
dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).
Selain itu, pendidikan
yang diberikan kepada anak kita juga bisa menjadi amal jariyah bagi orang tua.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila seorang telah meninggal dunia,
maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat dan anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631).
Memberikan pendidikan yang baik untuk anak merupakan kewajiban kita sebagai
orang tua. Nilai-nilai yang dibawa sekolah dimana tempat anak kita menimba
ilmu, pergaulan yang ada di dalam lingkungan sekolah, dan ilmu yang bagaimana
yang akan dipelajari anak, akan mempengaruhi kecerdasan baik Emotional Quotient
(EQ) maupun Intelligence Quotient (IQ). Islam sendiri menekankan pentingnya
pendidikan, bahkan atas hal ini kita akan dimintai pertanggung jawaban oleh
Allah SWT. Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,
أدب ابنك فإنك مسؤول عنه ما ذا أدبته وما ذا علمته وهو مسؤول عن برك وطواعيته لك
“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya
engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang
telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan
dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”(Tuhfah al Maudud hal. 123).
Tumbuh dan berkembang di daerah yang jauh dari ibukota, jelas orang tua
tidak mengenal apa itu investasi. Untuk ukuran orang awam, menabung saja
merupakan suatu hal yang sangat istimewa. Hal itu berarti dia mampu menyisihkan
sebagian gajinya ,selain untuk kebutuhan hidupnya, juga untuk persiapan masa
depan.
Seperti banyak anak-anak indonesia
lainnya, sekolah yang ada di daerah kebanyakan adalah sekolah negeri. Sekolah
negeri pada masa itu (tahun 1990an) belum banyak disubsidi oleh pemerintah
seperti sekarang. SPP bulanan merupakan salah satu kewajiban yang harus
dibayarkan orang tua murid agar anaknya bisa terus bersekolah. Saya sendiri
bersekolah di sekolah negeri dari jenjang tingkat pendidikan dasar sampai
universitas. Saya baru mengenal sekolah swasta yang bagus sejak kuliah di salah
satu universitas di surabaya. Hal ini juga karena berkenalan dengan
mahasiswa-mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan yang beragam. Ternyata
sekolah bukan hanya di sekolah negeri. Apalagi sejak saya mulai tinggal dan
bekerja di ibukota negara Indonesia, Jakarta. Sekolah swasta sangat banyak dan
beragam, mulai dari sekolah dengan basis kurikulum keagamaan, nasional, dan
internasional, semuanya menawarkan cakrawala yang berbeda.
Dengan terbukanya pemahaman akan pentingnya pendidikan bagi masa depan, maka
sangat penting untuk menentukan sejak awal, bagaimanakah kita sebagai orang tua
mencetak pribadi-pribadi unggul melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan
berkualitas sendiri tidak harus diukur dengan biaya yang mahal. Namun
menyiapkan bekal dana yang cukup untuk kebutuhan dana pendidikan adalah salah
satu pilar penting dalam perekonomian keluarga. Dana pendidikan sendiri
merupakan salah satu pos pengeluaran dalam keluarga yang membutuhkan biaya yang
tidak sedikit.
Di masa sekarang, biaya pendidikan semakin
lama semakin naik mengikuti laju inflasi. Apabila diasumsikan kenaikan inflasi
sebesar 17% per tahun, biaya pendidikan untuk jenjang universitas yang saat ini
berkisar antara 50-90 juta per tahun, bisa meningkat menjadi 720 jutaan (belum
termasuk buku dan lainnya). Dengan demikian, saya harus mengumpulkan uang
sebesar 1,2 miliar untuk membayar biaya sekolah sejak dari sekolah dasar sampai
universitas. Saya sampai menghitung kebutuhan biaya yang dibutuhkan
ketika anak-anak mulai bersekolah (dengan catatan sekolah yang dipilih adalah
sekolah yang ada di dalam negeri). Perkiraan ini bisa kita hitung dengan
menggunakan rumus future value. Bisa dibayangkan sendiri, kalau kita hanya
menabung di bank konvensional, berapa jumlah uang yang harus kita sisihkan
untuk mencapai nilai 1,2 miliar tersebut. Sedangkan nilai tersebut hanya untuk
jenjang pendidikan universitas, belum termasuk jenjang pendidikan sekolah dasar
sampai menengah. Padahal perhitungan tersebut hanya untuk satu anak, bagaimana jika kita memiliki anak dua anak atau tiga anak bahkan mungkin lebih. Semakin tinggi tujuan pendidikan yang akan diraih, maka
semakin besar pula kebutuhan biaya yang harus disiapkan.
Contoh Perhitungan Dana Pendidikan |
Sejak saat itu, saya sering membaca
artikel-artikel tentang menyiapkan dana pendidikan anak dari beberapa pakar
keuangan, maupun beberapa website yang menyajikan informasi terkait dana
pendidikan anak. Beberapa website bahkan menyediakan survei sederhana untuk
mengetahui tipe investor yang bagaimanakah kita, apakah konservatif, moderat
atau agresif. Penggolongan ini berdasarkan kepada tingkat keberanian maupun
kehati-hatian dalam menempatkan dana. Selain itu, banyak tips seputar keuangan
terkait dana pendidikan banyak juga saya dapatkan di website keuangan. Hal ini
memperkaya pengetahuan tentang cara mengatur keuangan. Saya juga membaca
literatur tentang bagaimana memulai investasi dan mulai memahami jenis-jenis
instrumen yang biasa digunakan dalam berinvestasi mulai dari saham, reksadana,
obligasi, dan lain lain.
Akhirnya saya memutuskan untuk menempatkan
dana pada reksadana. Karena dengan bantuan manajer investasi, saya bisa
menempatkan dana untuk tujuan keuangan yaitu dana pendidikan. Selain itu,
manajer investasi tentunya memiliki pengalaman dan kemampuan tentang bagaimana
mengatur dana kelolaannya. Saya mulai mencari beberapa perusahaan manager
investasi. Ternyata ada banyak forum-forum yang membahas hal ini. Dari forum
tersebut, kita bisa mengetahui bagaimana memilih perusahaan manajer investasi
yang aman, saling berbagi informasi tentang produk pasar modal, dan lainnya.
Namun ada sedikit permasalahan yang kita
hadapi sebagai seorang muslim. Beberapa jenis instrumen investasi konvensional
tersebut kadang masih mencampur adukkan antara yang halal dan haram. Misalkan
kita membeli saham dimana perusahaan tersebut adalah perusahaan minuman keras,
tentunya hal ini tidak diperbolehkan karena secara tidak langsung kita ikut
mendukung keberadaan perusahaan tersebut dan menyuburkan keberadaan minuman
keras di masyarakat. Salah satu solusi untuk mendapatkan imbal hasil yang
sesuai dan halal adalah berinvestasi pada instrumen investasi syariah. Saat ini
sudah banyak instrumen investasi syariah seperti sukuk ritel, saham syariah,
reksadana syariah, dan lain-lain. Dengan adanya instrumen investasi syariah
akan lebih memberi ketentraman hati dan tidak melanggar prinsip ekonomi islam.
Dan tentunya tujuan keuangan kita tetap tercapai dengan tetap mengindahkan
nilai-nilai yang sesuai syariah. Saat ini sudah banyak perusahaan manajer
investasi maupun perusahaan efek yang menawarkan reksadana mulai dari Rp
100.000,- saja. Begitu mudah dan murah untuk memulai investasi. Dengan
investasi syariah, insya Allah tujuan keuangan kita tercapai dengan jalan yang
halal dan berkah. Sekian, wassalam.
0 comments:
Post a Comment